Berpuasa di bulan rajab tidak ada larangan dalam satu hadispun, tetapi banyak sekali orang yang salah dalam memahami berpuasa di bulan Rojab berdasarkan hadist yang berserakan di media sosial tanpa mengetahui kualitas hadist tersebut. Sebab banyak sekali hadist-hadist Maudhu’ (Palsu) yang berserakan di media sosial seputar bulan Rojab. Semisal hadist tentang bulan Rojab ini:
إِنَّ شَهْرَ رَجَبٍ شَهْرٌ عَظِيمٌ مَنْ صَامَ مِنْهُ يَوْمًا، جَزَى اللَّهُ لَهُ أَلْفَ سَنَةٍ ؛ وَمَنْ صَامَ مِنْهُ يَوْمَيْنِ جَزَى اللَّهُ لَهُ أَلْفَيْ سَنَةٍ، وَمَنْ صَامَ مِنْهُ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ جَزَى اللَّهُ لَهُ صَوْمَ ثَلاثَةِ آلافِ سَنَةٍ، وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ سَبْعَةَ أَيَّامٍ ؛ غُلِّقَتْ عَنْهُ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَمَنْ صَامَ مِنْهُ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ، فُتِّحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ فَيَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ، وَمَنْ صَامَ مِنْهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُهُ حَسَنَاتٍ، وَنَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ فَاسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ.
Artinya:Sesungguhnya bulan Rojab itu adalah bulan yang agung, barang siapa yang berpuasa 1 hari di bulan itu, maka Allah memberikan balasan seperti puasa 1000 tahun. Barang siapa yang berpuasa 2 hari pada bulan itu, maka Allah memberikan balasan seperti puasa 2000 tahun, barang siapa yang berpuasa tiga hari pada bulan itu, maka Allah memberi balasan seperti puasa 3000 tahun, dan barang siapa berpuasa di bulan Rajab sebanyak 7 hari, maka akan di tutup untuknya pintu-pintu Neraka Jahannam, dan barang siapa yang berpusa 1 bulan itu 8 hari, maka akan dibukakan untuknya 8 pintu Surga, maka dia akan dipersilahkan masuk dari pintu mana yang dia kehendaki, dan barang siapa yang berpuasa pada bulan itu 15 hari, maka akan diganti keburukan-keburukannya dengan kebaikan-kebaikan, dan berserulah penyeru dari langit bahwa segala dosamu sudah diampuni, maka mulailah (kerjakanlah) puasa tersebut.
Teks di atas menjelaskan begitu besarnya pahala yang di dapat, namun jika dilihat kualitas hadis tersebut, hadist ini di hukumi hadist Maudhu’ (Palsu). Pendapat ini terdapat didalam kitab Tabyiin al-A’jab Bima Warada Fi Syarh al-Rajab, Karya Ibn Hajar al-Asqalani. berikut teksnya
ما أخبرنا عمرو بن محمد الباسي، عن زينب بنت الكمال سماعا، عن أعز بن العليق، عن شهدة بنت أحمد، سماعا، أنبأنا طراد بن محمد في أماليه، حدثنا الحسن بن عمر بن برهان، أنبأنا عثمان بن أحمد، هو ابن السماك، أنبأنا إسحاق بن إبراهيم الختَّلى، حدثنا الحسين ابن على بن يزيد الصدائي، عن أبيه، عن هارون بن عنترة، عن أبيه، عن على بن أبى طالب – رضي الله عنه – قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن شهر رجب شهر عظيم، من صام منه يوما كتب الله له صوم ألف سنة، ومن صام منه يومين كتب له صوم ألفى سنة، ومن صام منه ثلاثة أيام، كتب الله له صوم ثلاثة آلاف سنة، ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه أبواب جهنم، ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية، فيدخل من أيها شاء، ومن صام خمسة عشر بدلت سيئاته حسنات ونادى مناد من السماء قد غفر لك، فاستأنف العمل، ومن زاد زاده الله. وهو حديث موضوع، لا شك فيه. والمتهم به الخُتَّلي
Jika berpuasa atas dasar pemahaman hadist palsu mungkin sedikit khawatir disebut orang mengamalkan hadist palsu, tetapi jika berpuasa dengan niat meningkatkan ibadah di salah satu bulan harom tanpa didasarkan hadist-hadist yang berserakan di media sosial, itu yang lebih baik.
Sebagaimana hadist yang menganjurkan berpuasa di dalah satu bulan harom:
صم أشهر الحرم
“Berpuasalah kamu dari sebagian bulan yang Haram.”
Janganlah menshare hadist yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kredibilitasnya. Karena dikhawatirkan termasuk kategori orang-orang yang memperluas hadist palsu yang mencatut nama Nabi, sedangkan Nabi sendiri mengecam tindakan seperti ini. Sesuai dengan hadisnya sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Telah menceritakan kepada kami mûsâ telah menceritakan kepada kami abû ‘awânah dari abî hasîn Dari abû Hurairah, dari Nabi SAW, bersabda “Namailah dirimu dengan namaku, dan jangan memakai gelarku. Barang siapa yang bermimpi melihatku dalam tidurnya, maka ia benar telah melihatku, karena setan tidak mampu menjelma seperti aku. Barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka biarlah dia menempati tempatnya di neraka.” (Hadist tersebut terdapat didalam kitab Sahih al-Bukhari yang di tahqiq oleh syekh Muhammad Zuhair al-Nâsir, Juz 1, halaman 33).
Wallahu’alam
Penulis : Kholik Ramdan Mahesa