SARANA UMRAH – Multazam merupakan dinding Ka’bah yang terdapat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Tempat ini diyakini oleh umat Islam sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah. Demikian pula keistimewaannya sehingga tidak heran tempat ini banyak di kunjungi oleh jemaah haji dan umrah setelah mengerjakan tawaf.
Multazam sebagai nama sebuah tempat yang terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dihubungkan dengan hadis Nabi yang mengatakan, “Multazam adalah tempat berdoa yang paling mustajab”, tak seorang pun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa terkabulkan doanya”.
Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas menyatakan, ”Antara Rukun Aswad (sudut tempat terdapatnya Hajar Aswad) dan pintu Ka’bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam melainkan Allah mengabulkan permintaan itu.”

Disebut multazam karena seolah ada kepastian dan ketetapan, siapa pun yang bermohon di tempat itu, maka Allah akan mengijabah doa-doanya. Ada sejumlah hadis Nabi menjelaskan tentang hal ini. Tidak heran jika para sahabat Nabi menjadikan tempat ini sebagai salah satu tepat khusus untuk berdoa.
Rasulullah SAW pernah berdoa di Multazam
يا رَبِّ البيت العتيق إعتق رِقاَبَنَا وَرِقَابَ آبائِنَا وَأُمّهَاتِنَا وَإِخْوَانِنَا وَأَوْلَادِنَا وَأَحِبَّتِنَا وَجَمْيعِ الْمُسْلِمَيْنَ مِن النَّارِ يَا ذاَ الْجُوْدِ واَلْكَرَمِ وَالْفَضْلِ وَالْمَنِّ وَالْعَطَاءِ وَالْإِحْسانِ اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
Artinya: ”Ya Allah yang memelihara Al Bait al Atieq (Ka’bah) merdekakanlah kami, bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, saudara-saudara kami dan anak-anak kami dari belenggu api neraka Wahai Yang Mahamurah, Yang Mahamulia, Yang Mahautama, Yang Maha Pengarunia, Yang Maha Pemberi Kebaikan. Ya Allah jadikanlah segala urusan kami mendatangkan kebajikan, jauh dari segala kehinaan dunia dan siksa akhirat.”
اَللّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ واقِفٌ تَحْتَ بَابِكَ مُلْتَزمٌ بِأعْتَابِكَ مُتَذَلِّلٌ بَيْنَ يَدَيْكَ، أَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَأَخْشَى عَذَابَكَ يَا قَدِيْمَ الْإحْسَانِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ أنْ تَرْفَعَ ذِكْرِي، وَتَضَعَ وِزْرِي، وَتُصْلِحَ أمْرِي، وَتُطَهِّرَ قَلْبِي، وَتُحَصِّنَ فَرْجِي، وَتُنَوِّرَ قَلْبِي، وَتَغْفِرَ لِي ذَنْبِي، وَأَسْأَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَا مِنَ الْجَنَّةِ
Artinya : ”Ya Allah, aku ini hamba-Mu dan anak hamba-mu yang sedang berdiri di bawah rumah-mu di Multazam, aku menghadap dan bersimpuh di hadapan-Mu. Aku mengharapkan rahmat-Mu, takut akan siksa-Mu, wahai Pemberi Kebajikan. Ya Allah aku memohon kepada-Mu terimalah zikir-ku (pada-Mu), hilangkanlah dosa-dosaku, lancarkanlah urusanku sucikanlah hatiku, sinarilah kuburku, ampunilah dosaku dan aku mohon pada-Mu berikanlah derajat tinggi di surga.” (HR Ahmad bin Hanbal atau Imam Hanbali).
